Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Kerjasama Klinik

Gambar
KERJASAMA USAHA KLINIK http://pengusaha-hebat.blogspot.com/2014/11/kerjasama-usaha-klinik.html Tanya: Saya Ibu Rozi pak, dari daerah Tangerang, mau bertanya dengan bapak masalah kerjasama Investasi di bidang kesehatan. Saya kekurangan dana untuk pembangunan ruang klinik seluas 100 m2 dengan estimasi biaya keseluruhan sebesar Rp. 550 juta dimana sebesar Rp. 350 juta sudah saya keluarkan dari saya pribadi dan kekurangannya sebesar Rp. 200 juta akan dibiayai dari kerjasama dengan Investor. Ruang baru tersebut akan akan digunakan untuk klinik pasien BPJS yang berlokasi di samping klinik kami yang sudah berjalan yaitu klinik persalinan dan pengobatan umum. Pertanyaan saya, apakah bagi hasil nanti dihitung dari usaha keseluruhan yaitu klinik pengobatan umum dan bidang yang sudah berjalan atau bisa dari klinik baru untuk BPJS tersebut karena memang kerjasama yang akan saya jalankan dengan investor hanya untuk klinik BPJS saja. Saya sangat berterima kasih sebelumnya jika

Isolasi DNA dari kultur sel

Bahan 1. Buffer lysis 50 mM Tris HCL pH 8 100 mM EDTA 100 mM NaCl 1% SDS 2. TE 1X 10 mM Tris HCl 1 mM EDTA 3. Phenol: CIAA (Phenol Chloroform Isoamil Alkohol) (25:24:1) Phenol 25 mL Chloroform 24 mL Isoamil Alkohol 1 mL 4. Proteinase K 20 mg ml 5. Na acetat 2,5 M pH 5,0 Cara kerja: 1, sel hasil kultur (1x10 pangkat 5 sel) dipanen tambahkan 700uL buffer lisis dalam tabung 1,5 mL vortek sentrifuge 5' --> buang supernatan 2. tambahkan 10 ul proteinase K (20 mg/mL) 3. Inkubasikan 55 C selama 2 jam 4. ekstraksi menggunakan fenol-CIAA goyang menggunakan shaker selama 30 menit 5. Sentfrifus kecepatan 12.000 rpm selama 15 menit 6. Supernatan DNA dipindahkan ke tabung 1,5 mL yang baru (hitung volumnya), tambahkan isopropanolol dingin (1:1) atau dengan menambahkan Naacetat 2,5 M pH 5,0 (0,1 x volume supernatan DNA) dan ethanol absolut 2-2,5 kali volume supernatan DNA. bolak balikkan pelan pelan untuk melihat terbentuknya benang DNA 7. apabila benang-bengan DNA t

PCR untuk mengamplifikasi exon 13 gena RET

amplifikasi gena dengan PCR menurut metode Ceccherini et al, 1994 primer forward: 5'-CTC TCT GTC TGA ACT TGG GC-3' primer reverse: 5'-TCA CCC TGC AGC TGG CCT TA-3' menghasilkan PCR product sepanjgan 238 basepair Reaction mix: 1. PCR buffer 10 x : 2,5 uL 2. MgCl2 50 mM : 0,5 uL 3. dNTPs 25 mM : 0,2 uL 4. Tag Pol 5 u/uL : 0,2 uL 5. Primer Forward: 1 uL 6. Primer Reverse: 1 uL 7. DNA template: 1 uL 8. dH2O : 18,6 uL Total: 25 uL atau dengan 2x PCR master mix 1. PCR master mix: 15 uL 2. Primer Forward: 1 uL 3. Primer Reverse: 1 uL 4. DNA template: 2 uL 5. dH2O : 11 uL Total: 30 uL 2x PCR mix terdiri dari 1. Taq polymerase 50 unit/ml 2. 2 x PCR buffer 3. dNTPs 200 uM 4. MgCl2 3 mM PCR condition 96 derajat celsius : 5' 84 C:  30"  60 C : 45" 72 C : 1' sikus 35 x dilanjutkan 72 C : 5' 15 C: ~ preparasi sebaiknya diatas es Endonuklease Restriksi Pemotongan produk PCR dengan enzim endonukleasi restriksi TaqI.

DNA Extraction (guanidine isothiocyanate}

1. Prepare 2-3 ml EDTA-blood sample in 15 ml Falcon tube 2. Add eritrosit lysis buffer up to 5x dilution (8-12 ml) cat: tambah EL buffer ad 5 x misal 2 ml tambal 10 mL 3. Invert several times gently to mix the solution 4. put on ice for 20 minute 5. spin at 750 g for 10 minute 6. discard supernatan; clean up the tube wall by invert (dimiringkan) falcon tube in tissue paper 7. add  100 uL of SE buffer 8. replace solution into of SE buffer (campur dengan menyedot beberapa kali) 9. add 100 uL of guanidine isothyocyanate 4 Molar, mix well by pippeting 10. add 700 uL of chloroform 11. add 400 uL of NaCl 6 Molar 12. Shake strongly by hand (a critical step) 2-3 menit sampai timbul gumpalan yg tetap) 13. spin at 10000 rpm for 10 min after sentrifugation, 3 layer appear in the solution ( transparent in upper (DNA0 and lower part , whereas milk like in the middle part/at wall of the tube (protein) 14. replace upper part of solution in a new1,5 mL tube. use pipet and note the volum

EDH , SDH , ICH

EDH (Epidural Hematom) —   epidural hematoma Epidural hematom adalah Perdarahan  yang terletak antara durameter dan tulang, biasanya sumber pendarahannya adalah robeknya Arteri meningica media (paling sering), Vena diploica (oleh karena adanya fraktur kalvaria), Vena emmisaria, Sinus venosus duralis.   —Pada keadaan yang normal, sebenarnya tidak ada ruang epidural     — Perdarahan biasanya terjadi dengan fraktur tengkorak bagian temporal parietal yang mana terjadi laserasi pada arteri atau vena meningea media.   —Pada kasus yang jarang, pembuluh darah ini dapat robek tanpa adanya fraktur.   —Keadaan ini mengakibatkan terpisahnya perlekatan antara dura dengan kranium dan menimbulkan ruang epidural. — Perdarahan yang berlanjut akan memaksa dura untuk terpisah lebih lanjut, dan menyebabkan hematoma menjadi massa yang mengisi ruang   Gejala klinis yang khas adalah : Lucid Interval (adanya fase sadar diantara 2 fase tidak sadar karena bertambahnya volume darah) Gel