Rumus perhitungan darah untuk transfusi
RUMUS PENGHITUNGAN DARAH UNTUK TRANSFUSI
Sebelum berajak ke materi mari kita sama-sama mencari tahu apa itu transfusi darah, Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah
atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang
lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti
kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan
tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah
(http://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darah).
INDIKASI TRANSFUSI DARAH
Dalam pedoman WHO disebutkan :
1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.
2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang.
1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.
2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang.
Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah
cenderung memakai komponen darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya
kebutuhan akan sel darah merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah
yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan. Indikasi transfusi
darah dan komponen-konponennya adalah :
- Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.
- Anemia kronis.
- Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
- Plasma loss atau hipoalbuminemia.
- Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja. Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan dengan transfusi jika Hb<8 gr/dl.
REAKSI ALERGI/ KETIDAKCOCOKAN
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi, dilakukan beberapa tindakan pencegahan.
Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan diberikan memang ditujukan untuk pasien yang akan menerima darah tersebut, petugas secara perlahan memberikan darah kepada pasien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah.
Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, maka pada awal prosedur, pasien harus diawasi secara ketat.
Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi ketidakcocokan, maka transfusi harus dihentikan.
Sebagian besar transfusi adalah aman dan berhasil; tetapi reaksi ringan kadang bisa terjadi, sedangkan reaksi yang berat dan fatal jarang terjadi.
Reaksi yang paling sering terjadi adalah demam dan reaksi alergi (hipersensitivitas), yang terjadi sekitar 1-2% pada setiap transfusi.
Gejalanya berupa:
- gatal-gatal
- kemerahan
- pembengkakan
- pusing
- demam
- sakit kepala.
Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan diberikan memang ditujukan untuk pasien yang akan menerima darah tersebut, petugas secara perlahan memberikan darah kepada pasien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah.
Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, maka pada awal prosedur, pasien harus diawasi secara ketat.
Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi ketidakcocokan, maka transfusi harus dihentikan.
Sebagian besar transfusi adalah aman dan berhasil; tetapi reaksi ringan kadang bisa terjadi, sedangkan reaksi yang berat dan fatal jarang terjadi.
Reaksi yang paling sering terjadi adalah demam dan reaksi alergi (hipersensitivitas), yang terjadi sekitar 1-2% pada setiap transfusi.
Gejalanya berupa:
- gatal-gatal
- kemerahan
- pembengkakan
- pusing
- demam
- sakit kepala.
JENIS TRANSFUSI DARAH
1. Darah lengkap (whole blood)
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap
juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V,
VIII). Volume darah sesuai kantong darah yang dipakai yaitu antara lain
250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam suhu 4°±2°C. Darah lengkap
berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan.
Hb meningkat 0,9±0,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml
darah lengkap. Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan
akut dan masif, meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah
lengkap diberikan dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada
pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume yang diperlukan
untuk stabilisasi.
Indikasi :
- Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar
- Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari volume darah total.
2. Sel darah merah (Packed red cel)
Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma
secara tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi
70-80%. Volume tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150-300 ml.
Suhu simpan 4°±2°C. Lama simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka.
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang
telah dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed
cells banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia
aplastik, leukemia dan anemia karena keganasan lainnya. Pemberian
transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat
tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%.
Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB
atau 1 unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2
sampai 4 jam dengan kecepatan 1-2 mL/menit, dengan golongan darah ABO
dan Rh yang diketahui.
RUMUS PENGHITUNGAN DARAH UNTUK TRANSFUSI
Hb Normal - Hb sekarang x BB (kg) x Jenis Darah (PRC/WBC)
ket :
- Hb Normal:
Wanita | 12-16 gr/dL | ||||||||||||
Pria | 14-18 gr/dL | ||||||||||||
Anak | 10-16 gr/dL | ||||||||||||
Bayi baru lahir | 12-24gr/dL |
- PRC : dikali 3
- WBC: dikali 6
SUMBER : http://maknikusapalagi.blogspot.co.id/2014/09/rumus-penghitungan-darah-untuk-transfusi.html
Komentar
Posting Komentar